BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hadis adalah segala sesuatu yang di
sandarkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat, keadaan dan himmahnya.
Jika membicarakan mengenai hadis, maka
harus mengetahui unsur-unsur hadis terlrbih dahulu. Terdapat 3 unsur penting
dalam hadis yaitu, sanad, matan, dan rawi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
pengertian sanad?
2. Bagaimanakah
pengertian matan?
3. Bagaimanakah
pengertian rawi?
BAB
II
PEMBAHASAN
حد ثنا عبيد الله بن موسى قال:اخبرنا حنظلة بن ابي سفيان
عن عكر مة بن خا لد عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول لله ص.م بني الاسلام
على خمس سهادة ان لااله الله وان محمدرسول الله واقام الصلاة وايناءالزكاة والحج
وصوم رمضان (رواه البخارى)
Artinya
“Telah menceritakan kepada kami ubaidullah bin musa, ia berkata: telah
mengabarkan kepada handhalah bin abi sofyan dari ikrimah bin khalid dari ibnu
umar r.a
berkata: telah bersabda rasulullah saw: didirikam islam itu atas lima perkar:
syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad rasul Allah,
mendirikan solat, membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan ramadhan”.[1]
Dari
contoh hadist diatas ada tiga unsur pokok yang terkandung di dalamnya yakni,
Rawi, Matan dan Sanad.
A. Sanad
Kata
sanad menurut bahasa adalah sandaran
atau sesuatu yang di jadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena setiap Hadis
selalu bersandar kepadanya. Sebagian ulama ada yang mendefinisikan sanad
adalah,
سلسلة الرجال الموصلة للمتن
Silsilah
orang-orang( yang meriwayatkan Hadis), yang menyampaikannya pada matan Hadis.[2]
Contoh sanad,
حد ثنا عبيد الله بن موسى قال:اخبرنا حنظلة بن ابي سفيان
عن عكر مة بن خا لد عن ابن عمر رضي الله عنهما
Dalam
hubungannya dalam istilah sanad ini, dikenal juga istilah: Musnid, Musnad, Isnad.
Musnid
adalah orang yang menerangkan Hadis dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah
Hadis yang disebut dengan diterangkan seluruh sanad yang sampai kepada Nabi
Muhammad SAW.
Adapun
yang dimaksud dengan isnad ialah,
menerangkan atau menjelaskan sanadnya Hadist (jalan datangnya Hadist) atau
jalan menyandarkan Hadist.[3]
B. Matan
Dari
segi bahasa matan berarti punggung
jalan (muka jalan) atau tanah yang keras dan tinggi. Dari segi istilah dalam kitab hadist karya
Drs. H. Mudasir menyebutkan matan adalah
الف ظ الحديث التي تتقوم بهامعانيه
Artinya: “lafal-lafal hadist
yang di dalamnya mengandung maknamaknatertentu.”[4]
Matan
(matnul Hadist) berarti materi berita yang berupa sabda, perbuatan ataupun
taqrir Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam. Yang terletak setelah sanad terakhir.
Secara
umum, matan dapat diartikan selain
suatu pembicaraan yang berasal tentang nabi, juga berasal tentang sahabat atau
tabi’in.
Contoh matan,
قال
رسول لله ص.م بني الاسلام على خمس سهادة ان لااله الله وان محمدرسول الله واقام
الصلاة وايناءالزكاة والحج وصوم رمضان
Keterangan: yang
bergaris bawah merupakan contoh dari matan Hadist.
C. Rawi
Yang
dimaksud dengan Rawi ialah: “Orang
yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah di dengar
atau diterima dari seseorang atau gurunya. Bentuk jamaknya: ruwat, perbuatan menyampaikan Hadist tersebut
dinamakan me-rawi (riwayat) kan Hadist.[5]
Untuk lebih jelasnya tentang perbedaan antara sanad,
rawi dan matan, perhatikan contoh hadits di bawah ini :
حدّثنا محمّد بن معمر بن ربعيّ القيس ، حدّثنا أبو هشام
المحزومي عن عبد الواحد وهو ابن زياد حدّثنا عثمان بن حكيم حدّثنا محمّد ابن
المنكدر عن عمران عن عثمان بن عفّان قال : قال رسول اللّه صلّى اللّة عليه وسلّم :
من توضّأ فأحسن الوضوء خرجت خطا ياه من جسده حتّى تحرج من تحت أظفاره
{رواه مسلم }
Artinya
“ Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’il Al-Qaisi, katanya
telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam Al- Mahzumi dari Abu Al-Wahid, yaitu
Ibnu Ziyad , katanya telah menceritakan kepadaku Usman bin Hakim, katanya telah
menceritakan kepadaku Muhammad Al-Munkadir, dari Amran, dari Ustman bin Affan
r.a ia berkata , ‘Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna (sebaik-baiknya
wudhu), keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah
kukunya’.’’[6]
(HR.
Muslim)
Dari nama Muhammad bin Ma’mur bin
rabi’il Al-Qaisi sampai dengan Ustman bin Affan r.a adalah sanad dari hadits
tersebut. Mulai kata man tawadda’ sampai dengan kata tahta azfarih, adalah
matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat di ujung hadits adalah perawinya,
yang juga disebut mudawwin.
KESIMPULAN
Kata
sanad menurut bahasa adalah sandaran
atau sesuatu yang di jadikan sandaran. Dari segi bahasa matan berarti punggung jalan (muka
jalan) atau tanah yang keras dan tinggi. Yang dimaksud dengan Rawi ialah: “Orang yang menyampaikan
atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah di dengar atau diterima dari
seseorang atau gurunya. Bentuk jamaknya: ruwat,
perbuatan menyampaikan Hadist
tersebut dinamakan me-rawi (riwayat) kan Hadist.
DAFTAR
PUSTAKA
Mudasir, Ilmu Hadis,
(Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999)
Syuhudi Ismail, M, Pengantar
Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987)
[1] Drs. M.
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987). Hal. 16.
[2] Drs. H.
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999). Hal. 61.
[3] Drs. M.
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987). Hal. 18.
[4] Drs. H.
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999). Hal. 62.
[5] Drs. M.
Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadis, (Bandung:Angkasa, 1987). Hal. 17.
[6] Drs. H.
Mudasir, Ilmu Hadis, (Bandung:CV PUSTAKA SETIA, 1999). Hal. 63-64.
0 komentar:
Posting Komentar